Makasaar, teropongaspirasimasyarakat.com
Bertempat di kampus 1 lantai dua aula konsentrasi Universitas Indonesia Timur jl. Rappocini Raya, Kota Makassar, 10/12/2021, berlangsung acara sosialisasai penguatan pendataan keluarga dan kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021, sebagai narasumber dalam acara ini menghadirkan kepala Perwakilan BKKBN Sul-Sel Dra. Hj. Andi Ritamariani, M.Pd., dan Dekan FKM UIT Marhtyni, SKM.,M.Kes.
Acara ini berlangsung sekitar pukul 10.00 Wita dan dibuka secara resmi oleh Anggota DPR-RI Komis IX H. Haruna, M.A.,MBA. Secara Virtual.
Dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada mitra BKKBN Sulawesi Selatan dan menyampaikan terima kasih sehingga terlaksananya kegiatan ini sosialisasi penguatan pendataan keluarga dan kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra yang di laksanakan di Kota Makassar.
Turut hadir diacara ini, Ketua Yayasan Indonesia Timur, Aminuddin, S.H.,M.H,. Rektor UIT, Dr. Abdul Rahman, S.Pt, S.E, M.M,. Wakil Rektor I, Drs.Hanafi A Kadir, SKM, M.Kes,. Wakil Rektor II, Dr.Arjang, ST, MT, MM,. Para Dekan, Ka.Prodi, Kepala Biro/ Lembaga, Dosen, Masyarakat dan mahasiswa.
Kepala Perwakilan BKKBN Sul-Sel Dra. Hj. Andi Ritamariani, M.Pd. Saat di wawancarai wartawan mengatakan, “Ini salah satu programnya BKKBN dengan mitranya yaitu anggota DPR-RI Komisi IX di mana ini kita diskusikan terkait dengan pendataan keluarga yang sudah dilaksanakan kemudian penataan ini datangnya yang disosialisasikan sudah selesai hasilnya seperti apa tadi, Untuk itu kita program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana yang menjadi tugasnya itu sosialisasi kepada masyarakat yang kita harapkan,
Bagaimana masyarakat dapat memahami program-program ini dan mengimplementasikan tujuannya adalah bagaimana mewujudkan keluarga yang sejahtera keluarga yang bahagia keluarga yang berkualitas, untuk jadi seperti itu namanya kita bahwa dengan kegiatan ini program-program pemerintah khususnya program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana yang menjadi tugasnya itu sosialisasi kepada masyarakat, yang kita harapkan Bagaimana masyarakat dapat memahami program-program ini dan mengimplementasikan tujuannya adalah bagaimana mewujudkan keluarga yang sejahtera keluarga yang bahagia keluarga yang berkualitas dalam percepatan pemberantasan tidak dalam percepatan dengan melihat beberapa indikator seperti kita harus mengkonsumsi makanan yang bergizi itu bukan berarti mahal.
Harapan saya bagaimana lingkungan kita itu bersih punya jamban yang bersih punya lingkungan yang bersih ya kemudian Bagaimana calon calon pengantin itu kita edukasi melalui keluarga yang sudah dibentuk di 20 Kabupaten/Kota itu akan memberikan edukasi jadi itu menjadi harapan mereka pada saat melakukan edukasi kepada masyarakat yang lain sebagainya seperti itu kita lakukan edukasi melalui tim pendamping keluarga yang sudah dibentuk di 24 Kabupaten/Kota itu akan memberikan edukasi jadi itu menjadi harapan saya.
Ayo support mereka pada saat melakukan edukasi kepada masyarakat lain sebagainya seperti itu apa yang dilakukan ini adalah tujuannya Bagaimana masyarakat bisa memahami programnya pemerintah karena semuanya adalah untuk yang dilihat bahwa ini ada kecenderungan itu datangnya dari hati mereka ini Jadi ini pembuatan yang diberikan oleh komisi IX program-program.” Ucap Andi Ritamariani Kepada wartawan.
Sementara itu ditempat yang sama Dekan FKM UIT, Marhtyni, S.KM, M.Kes. Mengemukakan bahwa Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronik dan infeksi yang berulang. ditandai dengan panjang dan tinggi badan berada di bawah standar yang di tetapkan oleh keputusan menteri kesehatan.
Namun bukan berarti anak yang kerdil atau pendek semua dikatakan stunting. Dengan kata lain “semua anak yang stunting pasti pendek namun semua anak yang pendek belum tentu stunting”.
Marhtyni juga menyampaikan bahwa untuk mengenali anak yang stunting bisa dilihat dari beberapa hal diantaranya: anak stunting lebih pendek dari anak sepantarannya, pertumbuhan melambat termasuk pertumbuhan gigi, wajah lebih muda dari umur seusianya, berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun, performa buruk pada fokus dan memori belajar bahkan pada usia 8-10 tahun cenderung pendiam dan kurang kontak mata dengan lingkungan sekitarnya. Anak stunting juga akan cenderung lebih mudah terserang penyakit infeksi.
Sebagai akademisi Marhtyni juga menyampaikan stunting sebagai issue nasional tentunya bukan hanya tanggung jawab pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan angka kejadian stunting tapi tentu peran masyarakat dalam hal ini sangatlah mendukung.
Karena itu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Timur sendiri melalui kolaborasi dosen dan mahasiswa telah melakukan tri dharma perguruan tinggi dengan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Salah satunya dengan pelatihan pembuatan makanan sehat untuk baduta dari bahan lokal, edukasi sanitasi dan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyakit infeksi. Dan banyak pengabdian masyarakat lainnya yang telah dilaksanakan guna membantu pemerintah dalam upaya penurunan angka stunting ini.
Diakhir acara penyerahan undian Door Price kepada peserta yang hadir dalam kegiatan ini, masing-masing mendapatkan :
- 1 unit Sepeda,
- 1 Kompor gas,
- 1 Kipas Angin,
- Rice Cooker,
- 1 Setrika.
(Makmur Amin)