Makassar: teropongaspirasimasyarakat.com
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sejatinya diperuntukkan untuk pembiayaan dana operasional sekolah guna mendukung terselenggaranya program wajib belajar pada semua jenjang pendidikan. Kondisi sekolah yang berbeda-beda, tentu pula berdampak pada besaran dana yang diterima. Kendati demikian, dalam penggunaannya harus mengacu pada regulasi Petunjuk Teknis (Juknis) yang sama sebagaimana diatur dan tertuang dalam Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020.
Keberagaman interpretasi para kepala sekolah dalam memaknai Juknis, berimplikasi pada konsep program kerja yang dituangkan ke dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Karena terkadang di akhir kegiatan (adminitrasi pelaporan), manakala gong audit ditabuh, tidak sedikit di antara para kepala sekolah hanya mampu mengernyitkan kening dan berpenat lelah di hadapan para auditur. Imbasnya, temuan dan harus pasrah dengan vonis pengembalian anggaran. Padahal menurutnya eksekusi belanja yang mereka lakukan adalah semata untuk kepentingan operasional sekolah.
Berangkat dari kondisi tersebut dan upaya untuk membekali serta memperkuat pemahaman terkait dengan regulasi Juknis BOS, Musyawarah Kelompok Kerja Kepala Sekolah (MK3SS) SMA Swasta Kota Makassar menggagas terselenggaranya Bumbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan RKAS dan Pelaporan Dana BOS.
Kegiatan yang digelar di Hotel Grand Town Makassar (Kamis, 4 November 2021) dihadiri dan dibuka secara langsung oleh Kepala Bidang Pembinaan SMA (mewakili Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Turut hadir Kasi P.SMA Cabdisdik Wilayah 2, Perwakilan Cabdisdik Wilayah 1, Lestari Wahyuni, S.Pd. (BKAD Prov. Sul-Sel.) sebagai Narasumber, serta Syarif Hidayatullah, S.Kom. (Bidang P.SMA Disdik Sul-Sel.) sebagai Narasumber (Aplikasi penyusunan RKAS).
Mattayang, S.Pd., MA. selaku Panitia Pelaksana melaporkan bahwa kegiatan Bimtek ini diikuti oleh para Kepala Sekolah dan Bendahara Dana BOS dari 65 SMA Swasta yang tersebar di Kota Makassar dan sumber pembiayaannya secara Mandiri. “Pada awalnya Kami hanya memprediksi bahwa kegiatan ini hanya diikuti oleh 40 SMA, namun jelang pelaksanaan jumlah peserta melonjak sampai 65 SMA. Harapan Kami agar para peserta dapat memanfaatkan moment Bimtek ini secara maksimal agar ke depan tidak ada lagi SMA swasta yang terkendala dengan regulasi dalam pemanfaatan Dana BOS”. Ajak Mattawang di akhir laporannya.
Sementara itu Ketua MK3SS SMA Swasta Kota Makassar, Drs. Fatahuddin, M.Si. di awal sambutannya menuturkan bahwa jumlah SMA swasta yang tergabung dalam MK3SS Kota Makassar adalah sekitar 103 SMA namun yang berpartisipasi dalam Bimtek ini hanya 65 SMA. “Terkait dengan fenomena yang terjadi di kalangan SMA swasta Kota Makassar, dapat Kami ilustrasikan ‘Ibarat Ikan yang Hidup di dalam Kolam Tak Berair’. Mengapa demikian, karena ada faktor pemicu yang membuat kehidupan Kami demikian, di antaranya tidak konsistennya pengelolaan penyelenggaraan PPDB dan pembukaan unit sekolah baru, memaksa kami hanya menjadi penonton di belenggu penantian. Di samping kondisi tersebut, kemudian diperparah dengan proses perpindahan siswa dari SMA swasta ke SMA negeri yang semakin gencar menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup SMA swasta ke depan” Demikian keluh kesah pak ketua (sapaannya) mewakili aspirasi dan kegalauan para anggotanya di Komunitas MK3SS.
Pendiri sekaligus Kepala SMA 99 Mallengkeri Makassar ini menitip harapan agar apa yang disampaikan semoga dapat menjadi rekomendasi bagi para pemangku kepentingan khususnya Dinas Pendidikan untuk dapat duduk bersama memikirkan sekaligus menyelamatkan eksistensi SMA swasta sebelum akhirnya mereka terkulai lemas dan terkapar satu persatu dalam kolam yang tak berair,
Selanjutnya Kepala Bidang P.SMA Disdik Provinsi Sulawesi Selatan, menyampaikan rasa syukur karena melalui forum Bimtek ini dirinya berkesempatan bertemu dan berkomunikasi secara langsung dengan para kepala SMA swasta Kota Makassar. Menurutnya bahwa sejak diberi amanah, hampir tidak ada akses untuk itu sehingga informasi terkait SMA swasta hanya diperoleh melalui Cabang Dinas. Beliau juga menegaskan bahwa kapasitasnya sebagai Kepala Bidang P.SMA dan bukan Kepala Bidang P.SMA Negeri sehingga pembinaan yang dilakukan tidak hanya terfokus pada SMA Negeri semata melainkan juga pada SMA Swasta.
Demikian penegasan Kabid yang energik dan murah senyum ini dan sontak disambut applous dari seluruh peserta Bimtek.
"Terkait dengan Bimtek ini, agar dalam penyusunan RKAS ke depan diawali dengan perencanaan berbasis data karena perencanaan yang tidak diawali dengan basis data, sulit untuk dikerjakan. Di samping itu, setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta diharapkan sudah mampu dan khatam terhadap Kitab Suci Dana BOS (Juknis Dana BOS, Red.). Di dalam Kitab Suci Dana BOS, termuat 'Perintah dan Larangan'. Kalo sudah khitam Kitab Sucinya Dana BOS, pasti kita tidak berhadapan lagi dengan masalah. Persoalan perbedaan persepsi dalam pelaporan secara administratif, konsep itulah yang harus diseragamkan melalui Bimtek ini. Olehnya itu, Kami sangat mengapresiasi MK3SS SMA Swasta Kota Makassar yang telah memprakarsai terselenggaranya kegiatan ini sehingga ke depan pengelolaan Dana BOS di SMA Swasta dapat lebih tepat, efektif dan efisien" Supportnya.
Pada kesempatan tersebut, Kabid P.SMA juga menyampaikan Program Prioritas yang digagas oleh Plt. Gubernur Sulawesi Selatan, di antaranya Program Literasi Kitab Suci, yang mewajibkan para peserta didik membaca kitab suci minimal 10 menit di awal pembelajaran setiap hari. Program ini tidak hanya berlaku di SMA Negeri saja akan tetapi juga di SMA Swasta. Menurutnya bahwa Program Literasi kitab suci juga sejalan dengan kebijakan Kemendikbud, yaitu Merdeka Belajar. Menjadikan siswa sebagai profil Pelajar Pancasila sebagaimana ciri pertama yaitu beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Program prioritas yang kedua, bahwa pada tahun 2022, kita akan masuk pada Transformasi Digital (Smart School). Melalui Program Transformasi Digital ini diharapkan ada pemerataan pendidikan di Sulawesi Selatan. Model dari program ini adalah guru-guru ahli akan mengajar melalui studio yang berpusat di Disdik dan akan diikuti oleh para peserta didik se-Sulawrsi Selatan.
Pandemi Covid 19 memaksa kita untuk bertranformasi dengan dunia digital. Olehnya itu mau tidak mau kita harus beradaptasi.
** SALMANSALAM **