BULUKUMBA – TeropongAspirasiMasyarakat.Com – Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel laksanakan Workshop dan Pendampingan Skill Bahasa Jepang bagi Siswa SMK di Kabupaten Bulukumba.
Kegiatan yang digelar selama 3 hari ini (22-24/10) diikuti 100 siswa SMK se-Kabupaten Bulukumba di Hotel Agri Bulukumba ini dibuka Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) Wilayah V Bantaeng – Bulukumba, Haris, S.Kom, MM, Jumat (22/10) lalu.
Kacabdisdik Wilayah V dihadapan 100 siswa SMK Bulukumba menyampaikan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk program pembinaan minat, bakat dan kreativitas bagi siswa SMK di Sulsel sebagai upaya penyerapan pasar kerja luar negeri.
Menurut Haris yang didampingi Pengawas Satuan Pendidikan Mursaling, S.Pd, M.Pd saat membuka kegiatan ini, mengatakan bahwa belajar bahasa Jepang adalah aset di dunia kerja dan dunia bisnis. Katanya, belajar bahasa Jepang untuk tujuan dunia kerja dan bisnis adalah salah satu alasan utama orang ingin belajar bahasa Jepang.

“Jepang memiliki perekonomian terbesar ke-3 di dunia, dan negara yang sangat makmur dengan ekonomi yang sangat beragam. Demikian juga perusahaan-perusahaan Jepang juga terkemuka di antara perusahaan besar, dan paling terkenal di dunia,” ungkap Haris yang berlatarbelakang Jurnalis ini.
Sebut misalnya, perusahaan-perusahaan Jepang yang sudah dikenal seperti Sony, Toshiba, Sanyo, Casio, Canon, Minolta, Honda, Toyota, Mitsubishi, dan banyak lainnya telah menyusup ke pasar dunia di berbagai sektor.
Mantan Kepala Seksi Pembinaan SMA Cabdisdik Wilayah I Maros – Makassar ini, mengatakan bahwa mengenal bahasa Jepang membawa peluang besar untuk terserap di dunia kerja dan dunia industri Jepang.
Oleh itu, Haris meminta kepada 100 siswa SMK Bulukumba yang ikut pada kegiatan untuk memanfaatkan waktu selama 3 hari ini untuk belajar dasar-dasar bahasa Jepang, sebagai bekal nantinya memasuki dunia kerja dan dunia industri Jepang.
“Ketika siswa-siswi sekalian belajar bahasa Jepang, bukan saja memahami dalam bahasa tetapi juga mendapatkan pandangan orang Jepang dalam hal budaya. Memahami etos kerja Jepang, praktik bisnis mereka, dan mengetahui budaya orang Jepang,” jelas Alumni Magister Manajemen Sumberdaya Manusia UMI ini. (D’Tayang)