BULUKUMBA -TeropongAspirasiMasyarakat.Com – MUSYAWARAH Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SLB dan Kelompok Kerja Guru (KKG) SLB Wilayah VI Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, dan Sinjai melaksanakan musyawarah yang dilaksanakan di Aula SLBN 1 Bulukumba.
Musyawarah yang digelar 2 hari ini (18-19/8) dihadiri Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Bahasa dan Sastra Dr H Basri, S.Pd, M.Pd dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) Wilayah V Haris, S.Kom, MM.
MKKS dan KKG SLB kali ini diikuti 40 peserta terdiri Kepala UPT SLB dan guru SLB se-Wilayah VI. Kegiatan ini juga turut dihadiri Kepala Seksi Pembinaan SMK dan PKPLK Cabdisdik Wilayah V Abdul Sattar, S.Pi, MM, Ketua MKKS SLB Sulsel Faizal Syarif, S.Pd, M.Kes, Pengawas Sekolah Bulukumba Mursaling. S.Pd, M.Pd, dan Ketua KKG SLB Wilayah VI.
Kabid PKPLK, Bahasa dan Sastra Disdik Sulsel H Basri ketika membuka kegiatan Pembentukan MKKS SLB dan KKG Wilayah VI menyampaikan bahwa wadah MKKS bertujuan membangun silaturrahim, menjalin kekeluargaan, sekaligus sebagai tempat curhat-curhatnya kepala sekolah tentang bagaimana mengelola pendidikan dengan baik khususnya SLB.
“Kita harapkan MKKS dan KKG ini dapat memaksimalkan proses pembelajaran di SLB. Hal ini penting, supaya pendidikan kita di Sulawesi Selatan bisa bersaing dan sejajar dengan pendidikan di Pulau Jawa. Kita tidak ingin yang selama ini dirasakan terlalu jauhnya ketimpangan kualitas pendidikan antara Pulau Jawa dengan pendidikan di luar Jawa termasuk di Sulawesi Selatan,” ungkap Mantan Plt Kadisdik Sulsel ini.
Basri mengatakan, MKKS dituntut meramu, merancang dan mendesain program SLB yang dapat menghasilkan siswa yang bisa bersaing. Katanya program tidak perlu banyak, yang penting semua program nyata dan jelas untuk kepentingan standar kualitas siswa yang dihasilkan.
Olehnya itu, dia berharap program MKKS dan KKG jangan terlalu muluk-muluk, yang penting inovatif dan kreatif, programnya riil, dan nyata, yang dapat membawa siswa SLB berkompetisi di masa-masa mendatang.
“Kita mau MKKS ini menciptakan lingkungan yang nyaman di sekolah, adaptif dan menyenangkan, guru adaptip dalam mengajar, menyenòangkan siswa dalam belajar,” harap Doktoral UNM ini.
Menurutnya, saat ini pola pendekatan adaptif dan menyenangkan adalah pola yang paling baik untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Termasuk penerapan manejemen berbasis sekolah dan memaksimalkan potensi yang ada di sekolah agar kualitas siswa yang diharapkan dapat tercapai.
“Khusus SLB, harus ada legeasi dan ciri khas yang dapat membedakan dengan sekolah lain, sebut misalnya kalau ada kegiatan sebaiknya yang tampil membawa acara adalah siswa-siswa kita. Kalau ada kegiatan guru atau kegiatan-kegiatan pendidikan lainnya sebaiknya siswa yang ambil peran,” harapnya. (d’tayang)