Makassar:
teropongaspiradimasyarakat.com
Pelantikan Eselon III , Khususnya di lingkup Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi dilaksanakan secara Zoom/Virtual, di ruang e- Panrita Kantor Disdik Sulsel hari Jumat tanggal 31 Desember 2021, dihadiri
Drs.Harpansa.MM,
Dr.Basri.S.Pd.M.Pd,
Drs.Sabri .M.Pd,
Dr. Mulyono Caco .M.Pd, M.Kes, selaku KORWAS Prov. Sulsel.
Kasubag Umum Hasairin.SH.MH,
Dra. Andi Hidayati, M.Pd,
dan tampak juga hadir dua orang Kepala sekolah SMA Masing-masing Subhan SMA12 dan dari SMA 14.
Plt Gubernur Sul-Sel. Andi Sudirman Sulaiman.ST didampingi Kepala Badan kepegawaian Daerah Prov. Sulsel. Ir. H. Imran Jausi mengumumkan lewat Zoom. A. Sudirman Sulaiman dalam sambutannya mengatakan bahwa ASN dilingkup Pemprov Sulawesi Selatan dibutuh ASN bekerja dan bekerja di bidang masing-masing, dan juga ASN, jangan melingkar kesana sini untuk mendapatkan jabatan.
Dari penegasan itu, diapresiasi oleh berbagai kalangan Masyarakat khususnya dilingkup Disdik termasuk beberapa pejabat di lingkup diknas dengan tampa mengenal lelah hanya bekerja kerja dan kerja, serta komitmen tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan pengarahan plt gubernur agar menghindari Hal itu untuk dapat mencapai maksud dan tujuan tertentu, namun faktanya sangat disayangkan, pelantikan yang dilaksanakan di ruang e-panrita pada tanggal 31 desember lalu terkesan heboh dan menjadi perbincangan di kalangan dunia pendidikan.
Ia bagaikan petir disiang bolong karena yang ramai diissukan adalah pelantikan pejabat fungsional namun faktanya adalah pelantikan struktural atau eselon 3 dan 4, diantaranya penggantian sekertaris dinas pendidikan yang di mutasi ke Dispora, ia digantikan oleh sekertaris yang baru Drs. Harpansa MM, ini yang mendapat tanggapan dan sorotan dikalangan pejabat maupun staf Dinas pendidikan dan publik, yang dinilai sebagai suatu yang sangat luar biasa ujar beberapa sumber.
Sebagai mana suasana diruang e-panrita Dinas Dendidikan Prov. Sulsel, semua semua tetuju dan memperhatikan pengumuman lewat zoom, beberapa eselon III di lingkup Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel terlihat suasana gembira, namun dibalik kegembiraan SK Penempatan masing-masing, baik yang mendapat posisi baru maupun yang dimutasi ke tempat lain tentunya ada yang teringat dengan pengarahan plt gubernur untuk bekerja dan bekerja jangan melakukan hal hal untuk mendapatkan jabatan namun faktanya publik menilai tidak sejalan dengan pengarahan yang disampaikan dalam prosesi pelantikan tersebut.
Wartawan yang hadir ada beberapa orang berasal dari pensiunan ASN yang selanjutnya berkarya sebagai jurnalis, dan lsinnya mangkal di Disdik provinsi Sulawesi Selatan juga sebagai simpatisan pendidikan berharap agar pendidikan kedepan yang lebih baik maka itu mereka tetap bertahan untuk mengawal pendidikan. Maka adanya Sekaitan dengan hal itu, untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Usahanya tidak sia sia sekitar pukul 20 lewat 25 menit dapat diperoleh daftar nama-nama yang dimutasi dari Kepala BKD Imran jausi.
Dr. Ridwan Ismail Razak, S.Sos M.Si, angkat bicara dia juga sebagai ASN yang lahir dari lingkup Dinas Pendidikan Prov SULSEL, menurutnya sebagaimana
halnya tentunya jelas aturan yang jelas termasuk dalam UU no. 11 tahun 2017, bahwa pengangkatan seorang pejabat khususnya pejabat eselon 3A harus memperhatikan beberapa hal diantaranya calon pejabat haruslah pernah menduduki jabatan setingkat dibawahnya minimal 2 kali atau pernah menduduki jabatan yang setara dengannya minimal 5 tahun.
Pada sisi lain perlu juga diperhatikan ketersediaan sumberdaya dimana keadaan jumlah guru di tingkat pendidikan menengah saat ini yang menurut hasil pemetaan Disdik Sulsel justru mengalami krisis SDM guru, sehingga pengangkatan beberapa orang yang berlatar belakang pendidik justru menjadi blunder atas keadaan tersebut terhadap seleksi dan pemilihan yang dilakukan oleh pihak Baperjakat Pemprov Sulsel.
Pertanyaan publik, apakah Pemprov Sulsel sudah kekurangan SDM pejabat yang mumpuni untuk mengisi jabatan tersebut?, sehingga harus mengorbankan posisi guru yang justru sangat dibutuhkan saat ini.
Disisi lain kita tahu betapa melimpahnya para calon yang lebih kapabel bahkan tertumpuk banyak mantan pejabat yang non job setelah bergulirnya pergantian rezim gubernur beberapa tahun lalu.
Hal ini tentu saja menambah benang kusut sistem rekruitmen dan penempatan pejabat di Pemprov. Sulsel, yang menyisakan sekian banyak dugaan miris publik terhadap posisi Plt. Gubernur Sulsel saat ini, dimana publik menaruh harapan besar kiranya beliau pada sisa masa jabatannya bisa memberi warna dan aura keadilan dan transparansi yang lebih nyata ditengah penilaian masyarakat carut marut pemilihan dan rekrutmen pejabat di Pemprov Sulsel.
Sehingga suatu saat nampak mereka yang menduduki suatu jabatan adalah betul dari mereka yang memenuhi syarat formal dan etika jabatan serta jauh dari unsur KKN, dan akhirnya masih tersisa waktu dimana kita menuggu gebrakan semoga itu terwujud dalam pemilihan atau pengangkatan pejabat eselon dua berikutnya, yang masih dalam proses, katanya dilakukan secara formal dan transparan.ujar Dr. Ridwan.