Ternate:
teropongaspirasimasyarakat.com
Edil Wijaya Nur, guru BK SMAN 6 Sidrap 21 Desember 2022. Berhasil menjadi salah satu peraih The First Best Paper of The 1st Annual Conference Of Education, Culture And Technology yang diselenggarakan oleh IAIN Ternate.
Kegiatan ini merupakan konferensi berskala internasional yang menghadirkan Prof. Sir Al-Khatim Othman Al Amin dari University of Holy Qur’an and Islamic Science, Assoc. Prof. Dr. Mohammad Khairi Bin Haji Othman
dari UUM College Of Arts and Sciences, Scholl Of Education and Modern Languages, Dr. Abdurrahman Hi Usman, S.Pd., S.H., M.Pd., M.H dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Ternate dan Arif Rahman Fitrianto, M.A
Fakultas Tarbiyah, IAIN Ternate.

Pada kesempatan presentasi di depan forum ilmiah konferensi, Edil Wijaya Nur bersama rekannya M. Amirullah dan Aswar, mengangkat judul Bimbingan dan Konseling Berbasis Tadabbur Sirah untuk Mengembangkan Spiritualitas Siswa di Madrasah. “Kita mengangkat isu yang sangat strategis dalam memajukan jiwa spiritualitas siswa melalaui tadabbur sirah” ungkap Edil.
Pada pengumuman yang dilakukan oleh panitia, Edil Wijaya Nur dan rekannya berhasil meraih Peringkat Pertama Karya Tulis terbaik untuk Bimbingan dan Konseling Islam berdasarkan Surat Keputusan Panitia Pelaksana ACECT 2022 Nomor B-018/PAN-PEL/12/2022.

Panitia kemudian memberikan fasilitas untuk menerbitkan tulisan Edil Wijaya Nur berserta rekannya pada Jurnal Ilmiah Terakreditasi Sinta 4 dan penerbitan HKI sebagai karya ilmiah.
Guru BK SMAN 6 Sidrap sekaligus ketua PC ABKIN Sidrap ini telah meraih dua Best Paper sejak 2021 yakni Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang dan terakhir adalah The 1st Annual Conference Of Education, Culture And Technology IAIN Ternate.

Peraih Beasiswa Pendidikan Indonesia Kemdikbudristek 2022 ini berpesan kepada guru-guru muda millenial untuk terus produktif dan semangat berkarya.
“saya mendorong kepada rekan-rekan guru untuk tidak berhenti menulis, produktif menghasilkan karya dari persoalan yang ada di lapangan. Kita sebagai guru seyogyanya mudah menemukan itu karena kita ada di lapangan” ungkap Edil.(**).