MAKASSAR, 𝗧𝗘𝗥𝗢𝗣𝗢𝗡𝗚𝗔𝗦𝗣𝗜𝗥𝗔𝗦𝗜𝗠𝗔𝗦𝗬𝗔𝗥𝗔𝗞𝗔𝗧.𝗖𝗢𝗠 — Program Sekolah Rakyat bukan hanya sekadar pembangunan fisik, tetapi juga bagian dari upaya membangun masa depan bangsa melalui pendidikan yang berakar pada nilai-nilai lokal dan semangat kemandirian.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Sekprov Sulsel), Jufri Rahman, saat menjadi narasumber dalam kegiatan Persiapan Konstruksi Sekolah Rakyat Tahun 2025 dan Koordinasi Usulan Sekolah Rakyat Tahun 2026 yang digelar di Hotel Gammara, Makassar, Selasa (11/11/2025).
Menurut Jufri, Sekolah Rakyat dirancang tidak hanya untuk mencerdaskan peserta didik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas budaya lokal.
“Aksara itu harus diajarkan karena tidak bisa ditularkan melalui pergaulan. Suatu bangsa yang memiliki nilai peradaban tinggi seperti Arab Saudi, Cina, Jepang, termasuk Bugis-Makassar dan Jawa, semuanya memiliki aksara sendiri. Itu bagian dari jati diri dan kebanggaan budaya,” ungkap Jufri.
Ia menjelaskan bahwa konsep genius local perlu menjadi muatan lokal dalam pendidikan agar karakter peserta didik terbentuk sejak dini. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah dalam memperkuat nilai-nilai budaya di tengah derasnya arus globalisasi.
Sekprov Sulsel juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, khususnya Kementerian PUPR, Kementerian Sosial (Kemensos), serta pemerintah kabupaten/kota yang terus menunjukkan komitmen dalam mendukung program Sekolah Rakyat.
Hingga November 2025, Sekolah Rakyat telah menjadi program nasional hasil sinergi antara Kemensos dan Kementerian PUPR, yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Pemerintah Provinsi Sulsel telah memenuhi seluruh persyaratan administratif yang diminta pemerintah pusat.
“Kadis Sosial Provinsi Sulsel, Bapak Malik Faisal, telah bekerja siang dan malam untuk memastikan semua persyaratan terpenuhi,” jelasnya.
Saat ini, sudah terdapat sembilan titik Sekolah Rakyat permanen yang dibangun di Sulsel, dan diharapkan tahun depan akan bertambah enam titik baru.
Ia menambahkan, pemerintah kabupaten/kota diharapkan terus menyiapkan lahan agar dapat mengajukan diri sebagai lokasi baru pembangunan Sekolah Rakyat.
Lebih lanjut, Jufri menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pembangunan gedung atau fasilitas, tetapi juga pada sinergi antara pemerintah, dunia usaha, lembaga sosial, dan masyarakat.
“Dengan semangat kebersamaan inilah, kita akan mempercepat pemerataan pendidikan dan memperkuat fondasi sumber daya manusia Sulsel, serta mempertegas Sekolah Rakyat sebagai simbol kesetaraan, kemandirian, dan masa depan anak-anak Sulsel,” tandasnya.












