MAKASSAR, 𝗧𝗘𝗥𝗢𝗣𝗢𝗡𝗚𝗔𝗦𝗣𝗜𝗥𝗔𝗦𝗜𝗠𝗔𝗦𝗬𝗔𝗥𝗔𝗞𝗔𝗧.𝗖𝗢𝗠 |
Oleh : Ayu Janianti Yusuf.,S.Pd.,M.Pd.Dosen Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang tak sesuai dengan norma dan ajaran Agama. Permasalahan tentang pergaulan bebas sering kita temui di media sosial bahkan di lingkungan kita sendiri. Tidak sedikit remaja yang mengalami pergaulan bebas, seperti seks bebas, narkoba, tindakan kekerasan, minuman keras, tawuran, dan kehidupan malam. Lalu sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa anak zaman sekarang terjerumus melakukan pergaulan bebas? Dan cenderung sulit diatur (Setyawan et al., 2019).
Dalam Islam pergaulan bebas dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang mengarah pada hubungan seks diluar nikah, dan hukumnya adalah haram karena bertentangan dengan ajaran Al-Quran dan hadis. Allah swt sangat melarang untuk mendekati zina karena perbuatan tersebut sangat keji dan merupakan jalan buruk, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Isra ayat 32 yang artinya “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”.
Larangan perbuatan zina tersebut juga terdapat pada sabda Nabi Muhammad saw yang bunyinya “Janganlah kalian berduaan dengan perempuan tanpa ditemani dengan muhrimnya. (Hadis Riwayat Bukhari). Larangan ini bertujuan untuk menjaga kehormatan pribadi dan sosial, serta mencegah dampak negatif bagi individu dan masyarakat.
Diantara berbagai macam pergaulan bebas yakni diantaranya adalah seks bebas, pecandu narkoba, pecandu alkohol, dan berbagai macam kasus tawuran. Seks bebas yang dilakukan oleh remaja pada sat sekarang ini bisa dikatakan bukanlah kenakalan lagi dari pergaulan bebas, melainkan suatu yang sudah dianggap lumrah dalam kehidupan para remaja dan telah menjadi kebiasaan.
Tindakan seksual dikalangan remaja disatu sisi merupakan tuntutan dari dalam diri karena usia remaja sudah pada tingkatan kematangan seksual. Tetapi disisi lain hal itu juga sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran sosial dan akademik bagi remaja dalam menempuh pendidikannya. Oleh karena itu peran pendidikan karakter sangat peting guna menghindarkan anak-anak remaja dari pergaulan bebas.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Pada masa remaja individu mengalami berbagai perubahan, seperti perubahan fisik, emosional dan sosial (Batubara, 2010).
Masa remaja adalah periode transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yang ditandai oleh perubahan fisik, psikologi, kognitif, sosial, dan emosional yang pesat. Masa remaja adalah masa yang berpotensi penuh akan perkembangan positif. Akan tetapi disisi lain masa remaja adalah masa dimana masa yang penuh dengan tantangan, seperti tekanan sosial, tekanan akademik dan juga masa remaja adalah masa untuk mencoba berbagai macam hal yang baru baik itu positif maupun negatif. Maka dari itu penting bagi orang tua, guru maupun lingkungan sekitar untuk memberikan pemahaman serta dukungan agar mereka dapat melewati fase remajanya dengan sehat dan positif.
Dalam rentang waktu kurang dari beberapa tahun terakhir, efek dari budaya kebarat-baratan sangat kuat mempengaruhi kaum muda terlebih yang tinggal didaerah kota besar. Efek dari budaya kebarat-baratan tersebut membuat para remaja tidak lagi memperhatikan etika dan moral, yang menyebabkan pergaulan bebas meraja lela. Kenakalan remaja yang semakin menunjukkan peningkatan hari demi hari menjadi sangat memprihatinkan.
Pendidikan karakter merupakan elemen kunci dalam pembentukan moral dan etika pada remaja di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, remaja sering kali dihadapkan pada berbagai pengaruh negatif, termasuk pergaulan bebas yang dapat mengarah pada perilaku menyimpang.
Pendidikan karakter mencegah pergaulan bebas remaja milenial dengan menanamkan nilai moral, etika dan tanggungjawab, membentuk pribadi yang kuat serta membimbing mereka membuat pilihan yang tepat dan sesuai dengan norma masyarakat. Dengan pemahaman diri dan lingkungan yang baik, remaja menjadi mampu berpikir kritis, mengelola emosi dan menolak pengaruh negatif.
Keberhasilan pendidikan karakter sangat bergantung pada kerja sama yang baik antara pendidik dan keluarga, termasuk orang tua yang memberikan edukasi dan dukungan. Pendidikan Agama berperan memberikan pegangan rohani yang kuat, disiplin dan membentuk karakter mulia agar remaja memiliki pegangan dalam menghadapi globalisasi, mengarahkan remaja pada kegiatan positif membantu mereka memikul tanggung jawab, mengembangkan diri, dan terhindar dari kegiatan keliru yang bisa mengarahkan pada pergaulan bebas.TAMC