Makassar.
Misi Peduli Kemanusiaan Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak DALDUK KB Provinsi Sulawesi Selatan bertolak dari pelabuhan Bira Bulukumba Menuju Pelabuhan Pamma Tata Kabupaten Selayar.
Dengan agenda Trauma Healing bagi anak korban terdampak dalam rangka siap siaga langsung menuju daerah kepulauan yang terdampak dari Bencana Alam Gempa yang Terjadi Di NTT, Nusa Tenggara Timur.
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Sulawesi Selatan langsung menuju daerah terkena dampak akibat gempah yg terjadi di NTT pada pada hari Selasa tgl 14 Desember 2021.
Dalam perjalanan misi tersebut menyisahkan cerita yg pilu namun tak membuat tekat surut dari semua teman teman relawan yang di pimpin oleh Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, Bapak H. Jamaluddin Saing, S.Km, M.Kes bersama Kasubag Kepegawaian dan Umum, yang akrab dipanggil ibu Narni dan Kompol Agung dari UPT PPA Provinsi Sulawesi Selatan beserta Psykolog Klinis yg akrab di sapa bunda Yaya, sekaligus beberapa staf honorer yg ikut serta dalam rombongan tersebut.
Awal perjalanan dari kota Makassar pada hr Senin tgl 20 Desember 2021 waktu dini hari jam 01.00 WITA menuju Pelabuhan Bira Bulukumba untuk melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Selayar di pagi harinya.
Namun saat ini mereka dalam perjalanan pulang dengan ombak yg cukup tinggi sekitar 4-6 mtr dari pulau terpencil Kaluo Toa yg jarak tempuh yg cukup jauh perjalanannya dengan menumpangi kapal kayu sekitar 20 jam ke kota Benteng Selayar.
Untuk menghindari ombak yg cukup mengganas dan menegangkan, maka sementara ini kapal kayu tersebut terpaksa darurat berlabuh di salah satu daratan kecil dalam perjalanan karena persiapan makanan di kapal juga sudah tidak ada.



Bu Yaya, atau ibu nama lengkapnya Hairiah, S.Psi, M,Psi yg ikut serta dalam rombongan sebagai tenaga ASN Psykolog Klinis DP3A setelah selesai melaksanakan visi Trauma Healing bersama rombongan pada anak korban yang terdampak sekitar75 orang, kini beliau yang mengalami stress berat dengan kondisi perjalanan yang di alaminya.
Bu Yaya sendiri saat ini sudah mulai merasa kurang sehat yang kemungkinan dikarenakan situasi dan pikiran yang kurang bersahabat lagi dengan munculnya praduga akan terjadi sesuatu kondisi yang memburuk dalam perjalanan hingga sempat mengingat anaknya yg masih ber umur 9 tahun ditinggalkan dari hari Minggu tgl 19 Desember 2021 dan hanya ditemani abangnya mereka berdua dirumah.
Harapan cemas teman semua mengingat ekstrimnya cuaca dan gelombang laut yang ganas dalam perjalanan. Mereka selalu berharap bisa mendapatkan bantuan evakuasi dan pertolongan untuk memudahkan dan berharap bisa selamat pulang ke Makassar kembali.
Namun semua tantangan dalam perjalanan teman dengan tim tidak membuat gentar dan tekat surut tapi selalu berharap dari semua pihak tetap ada tindakan dan kepedulian terhadap saudara kita semua yang terdampak bencana disana. Ujarnya seorang staf