Makassar, teropongaspirasimasyarakat.com Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling melaksanakan kegiatan Workshop Penyusunan Naskah Jurnal Penjas dan BK Tahun 2021. Kegiatan yang diikuti oleh 24 guru dari seluruh Indonesia ini berlangsung dari tanggal 14 sampai dengan 17 Oktober 2021 di PPPPTK Penjas dan BK Parung, Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Kegiatan yang dibuka secara langsung oleh Plt. Kepala PPPPTK Penjas dan BK, Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd.Or. ini bertujuan untuk menghasilkan naskah Jurnal yang disusun oleh guru-guru penjas dan BK untuk nantinya dapat dipublikasikan dan bermanfaat langsung bagi praktisi di lapangan. “Workshop Penyusunan Naskah Jurnal ini, tidak berhenti setelah kegiatan workshop ini selesai namun jurlannya harus digunakan oleh orang lain, dan ini adalah bagian inti dari jurnal tersebut” pungkas beliau.
Proses seleksi peserta workshop ini dimulai dengan pengiriman naskah Jurnal ke panitia PPPPTK Penjas dan BK untuk kemudian diseleksi secara nasional. Setelah Panitia melakukan seleksi maka keluarlah nama-nama yang berhak untuk hadir menjadi peserta.
Salah satu peserta yang menjadi satu-satunya perwakilan SMA dari Sulawesi Selatan adalah Guru BK SMAN 6 SIDRAP atas nama EDIL WIJAYA NUR.
Menurut Edil, dia tidak menyangka naskahnya nanti akan lolos dan diundang mengikuti kegiatan ini. Namun ternyata, naskah yang dikirimnya memenuhi kriteria reviewer dan layak untuk mengikuti kegiatan workshop PPPPTK Penjas dan BK. “Peserta yang hadir di sini luar biasa. Semua ada guru penjas dan guru BK yang memiliki prestasi yang tinggi. Ada Gupres, ada Inobel, ada OGB. Semua orang hebat. Saya sendiri masih belajar” tutur Edil.
“Saya pribadi berharap guru-guru kita khususnya di jenjang SMA dapat menulis dan produktif menghasilkan karya” ungkap Edil saat ditanya mengenai harapannya. Kegiatan kepenulisan khususnya jurnal memang masih kurang peminat dari guru-guru di Indonesia secara umum. Oleh sebab itu, kegiatan workshop ini diharapkan dapat menjadi pemicu dari bangkitnya motivasi para guru untuk mau menulis dan menggerakkan roda literasi Indonesia. TIM.