Pangkep:
teropongaspirasi masyarakat.com
By. Dr. SRI DARMAWATI. M, S.Pd., M.Pd
Guru SMAN 3 PANGKEP
Kabupaten Pangkep dikenal dengan istilah Pangkep Tiga Dimensi, terdiri dari laut, gunung dan darat.
Keberanekaragaman yang dihasilkan dari buminya seperti ikan bolu, lemo (jeruk), doang (udang) disingkat “BOLE DONG” mengema tahun 2010 saat porda XIV diselenggarakan di Pangkep.
Selain dengan hasil laut dan daratnya, Pangkep juga terkenal dengan batu marmer. Batu marmer merupakan hasil gunung yang diolah untuk keperluan rumah tangga seperti keramik lantai, meja kursi, hiasan kaligrafi dan lain sebagainya.
Berdasarkan pengamatan penulis, dan juga wawancara dari beberapa sumber yang kerja di pabrik, ternyata banyak sisa dari olahan batu marmer dibuang atau dikumpulkan dan menggunung disekitar pabrik. Sisa-sisa dari pengolahan batu marmer berupa potongan-potongan kecil tak beraturan dianggap sebagai limbah. Sisa potongan digunakan sekedar sebagai penutup jalanan yang lubang.
Selain potongan, sisa olahan batu juga menyisakan serbuk halus. Serbuk ini mengendap dibawah air. Teksturnya menjadi padat saat dikumpulkan dan menggunung disekitar pabrik. Tekstur menjadi halus, setelah melalui proses penghancuran, pengeringan dan penyaringan. Menghasilkan serbuk halus menyerupai tepung/talk.
Setelah melalui konsultasi dan ujicoba dengan para pembimbing mata kuliah seni di campus UNM, penulis mendapat support untuk mencoba memanfaatkan limbah marmer sebagai pengganti bahan dasar membuat karya tiga dimensi, berupa karya seni rupa murni dan terapan.
Di sekolah, guru seni rupa dapat menggunakan bahan ini sebagai bahan dasar membuat karya sederhana tiga dimensi seperti patung, gantungan kunci, bros dsb.
Bahan ini digunakan sebagai pengganti bahan dari gipsum yang selain mahal, juga sulit ditemukan di toko2 daerah pangkep. Sisa-sisa potongan kecil keramik dapat dibuat karya mozaik kaligrafi serta karya-karya lainnya.
Peserta didik juga diajarkan untuk selalu kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan potensi alam lokal sendiri yang ada disekitarnya. Selain memberdayakan kearifan lokal, memanfaatkan limbah sebagai salah satu upaya untuk membantu pemerintah mengurangi polusi (KBBI polusi diartikan sebagai pengotoran atau pencemaran)
Guru mempraktekkan prosedur cara kerja dengan menggunakan modul yang sudah disusun oleh penulis. Peserta mempraktekkan dengan pengawasan guru sampai pada tahap finishing.
Karya peserta didik dapat dipamerkan di sekolah pada saat kegiatan pentas seni.
Dengan bimbingan dari guru dan support dari kepala sekolah, karya ini bisa menjadi nilai jual jika dikemas dengan baik. (Sumber: Darmawati, Tesis 2014)