Pangkep:teropongaspirasimasyarakat.com
Beberapa ujung tombak pendidikan di sekolah mengharapkan Ada solusi untuk memenuhi kekurangan guru disekolah yang berada pada pulau terluar,yang tergolong daerah D3, itu yang menjadi kendala serius dalam pengelolaan pendidikan, untuk meningkatkan pendidikan dan SDM di kepulauan tersebut, harapnya kepada dinas pendidikan provinsi sulawesi selatan diharapkan lebih memperhatikan daerah tersebut untuk memajukan pendidikan pada kepulauan terpencil (D3) dipangkep.
Sekolah Menengah SMA 18 itu dikenal adalah sekolah yang terluar kepulauan pangkep dengan menempu perjalanan dengan menggunakan transpor laut dengan waktu kuran lebih 2 hari 2 malam untuk sampai pada SMA 18 pangkep, dan mempertaruhkan keselamatan untuk mencapai sampai sekolah di kepulauan terluar itu.
Kepala sekolah SMA 18, Syamsul Asriadi, M.Pd. pada Saat ditemui oleh beberapa Awak media hari Kamis di salah satu tempat di rumah makan Terapung Marannu, pangkep, bersama Kepala Cabang Dinas pendidikan Wilayah IX Pangkep Drs.Jumain, M.Pd. serta beberapa Kepala sekolah dari pulau terluar.
Masing-masing, kepala sekolah SMA 10 dan Kepala Sekolah SMA 14 Imran, S.Pd.,M.,Pd. Pangkep, Mashuri, S.Pd.,S.,Sg. daerah Bungoro tanggal 11 Agustus 2022, dan kepala sekolah SMA negeri 18 di pulau Salius Kecamatan Liukang Tangangaya Pangkep.
SMA 18 Kepulauan ini sejak tahun 2013 telah melakukan proses belajar mengajar, tentu nya harus mendapatkan perhatian serius dari dinas pendifikan prov sulsel dalam peningkatan pendidikan didaerah pulau tersebut.
Berharap perhatian pemerintah untuk mendapatkan bantuan untuk peningkatan sarana dan prasarana maupun sumber SDM, agar dapat melahirkan Sumber Daya Manusia yang unggul dan mampu bersaing dengan sekolah sekolah SMA lainnya.
Menjadi kendala dalam Hal seperti itu tentu untuk menjadi pemikiran kita bersama, dari pelaku pengelola pendidikan, tentu terlebih pada pemerintah provinsi Sulawesi Selatan, dalam hal ini, Dinas pendidikan provinsi sulawesi selatan, berharap perhatian dalam meningkatkan pendidikan agar semua siswa dapat berkembang dengan baik, tidak terkesan dibeda bedakan antar siswa-siswa pelajar dimanapun berada.
Ungkapnya lagi Asriadi kepada media ini, perlunya diadakan Diklat di Kepulauan agar menciptakan suasana dan meningkatkan sumber daya manusia yang unggul mampu bersaing pada guru guru lainnya.
Patut kita bersyukur kepada Dinas pendidikan provinsi sebab sudah memberikan bantuan 20 unik komputer kepada sekolah kami sehingga dapat memperlancar proses belajar mengajar, pada jaman kepemimpinan Kadis sebelumnya prof
Jupri, dan telah memberikan tiga Guru yang namanya Guru( 3 .T.) Terdepan, Terluar dan Terbelakang. Diantaranya masing- masing guru biologi, guru,kimia, Seni budaya, dan Guru PPPK namun ada dua orang, mengajar di sekolah kami, yang tidak mendapat honor insentip APBD maka hanya itu membebani Dana BOS di sekolah kami.
Akhir perbincangan kepada media tersebut, menuturkan keluhannya di tahun terakhir berharap pada Anggaran APBD, 2022 untuk insentip guru yang di honor melalui APBD tahun ini disekolahnya, mengakui kecewa karena tidak satupun guru dari sekolah saya mendapatkan honor insentip dari APBD dimana tehun sebelumnya Ada, sekolah saya sangat butuh sharing dana untuk mengurangi pengeluaran dana bos yang sangat kecil itu.harapnya
Beberapa guru non asn tahun sebelumnya mendapat honor atau insentik dari melalui APBD, sekolah kecil dan terpencil dengan siswa yang kurang lebih hanya seratus siswa, maka itu tentunya harus disisikan dari dana BOS tentunya sangat terbatas, terlihat dari jumlah siswa yang hanya ratusan jumlahnya maka itu berharap guru guru saya yang non ASN untuk tetap mendapat insentif guru yang dibayarkan melalui dana APBD sebagai mana tahun tahun sebelumnya, kami pertanyakan kenapa tahun 2022 ditiadakan insentif guru non asn disekolah saya , padahal itu sangat membantu sekolah khususnya adalah sekolah kecil yang terpencil dipulau luar pangkep.
Menjadi yang sedikit serius, pendidikan khususnya di pulau luar pangkep, kurang terpantau yang tentunya sangat berharap untuk lebih mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga tidak terkesan ketidak seimbangan, kesenjangan terlalu jauh antara sarana prasarana pendukung untuk kemajuan pendidikan dipulau tersebut, maka perlu dihindari dari asumsi yang menilai kalau ada kesenjangan perhatian pemerintah pada sekolah didaratan atau daerah yang akses jalan teransportasi yang lancar, tentu lebih sering terpantau ketimbang dari berbagai daerah kepulauan maupun sebagai daerah tertinggal Asumsi seperti itu harus dipatahkan ungkapnya.( Muh Ahmad).