Makassar; Teropongaspirasimasyarakat.com
SMA 18 Makassar akan melakukan Langkah-langkah pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba, khususnya di kalangan siswa SMAN 18 Makassar, mendapatkan dukungan positif dari kepala sekolah, H. Subhan, S.Pd, M.Pd. Dalam konfirmasinya di ruang kerjanya pada Rabu, 10 Januari 2024, H. Subhan menyampaikan urgensi penanganan bahaya narkoba dan kejahatan lainnya, terutama bagi siswa usia sekolah, sebelum memengaruhi generasi muda.
Mantan Kepala SMAN 12 Makassar ini menjelaskan bahwa pihak sekolah akan melakukan pendataan terhadap siswa yang dicurigai terlibat dalam penggunaan barang terlarang tersebut. Hingga saat ini, tidak ada laporan mengenai siswa yang terlibat dalam penggunaan narkoba, yang menjadi kabar baik bagi sekolah.
Dalam upaya pencegahan, H. Subhan mengumumkan rencana pembentukan tim pencegahan yang melibatkan pengurus komite, stakeholder, instansi kesehatan, dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Tim ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tes urine bagi seluruh siswa sebagai langkah mitigasi dalam menjaga generasi muda dari ancaman bahaya narkoba.
Sambil mengajak partisipasi baik dari alumni maupun masyarakat setempat, H. Subhan menekankan pentingnya dukungan positif demi masa depan anak-anak. Ia juga membagikan pengalaman ketika ada orang yang mencoba membuang bungkusan di halaman sekolah, yang kemudian diperiksa dan ternyata berisi rokok, menyadarkan akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya tersebut.

Dalam konteks keamanan, pihak sekolah juga melakukan pemeriksaan tas bagi setiap siswa untuk mencegah adanya benda berbahaya seperti gunting atau pisau. Meskipun ada beberapa orang tua yang mungkin tidak setuju, H. Subhan menegaskan pentingnya tidak mengalah demi keamanan dan pendidikan siswa. Guru diingatkan untuk tetap tegas dalam menjalankan tugas mendidik, membimbing, dan mengarahkan siswa.

Selain langkah-langkah pencegahan narkoba, H. Subhan juga menyampaikan progres pembangunan mesjid di sekolah. Dalam waktu hampir satu tahun, pembangunan dan penyelesaian mesjid berlantai dua telah menjadi prioritas utama. Mesjid ini sebelumnya dikenal sebagai mushallah Nurul Ilmi. H. Subhan mengungkapkan bahwa mesjid tersebut sekarang dapat menampung lebih banyak siswa, meningkatkan kualitas karakter dan moral mereka.

H. Subhan mengakui bahwa anggaran pembangunan mesjid mencapai sekitar Rp700 juta, sebagian didukung oleh sumbangan dari teman-teman guru dan bantuan dari anggaran pokok pikiran (pokir) sebesar Rp178 juta. Ia berharap pembangunan mesjid segera selesai untuk memberikan kenyamanan dan fasilitas ibadah yang memadai bagi seluruh siswa.
Terakhir, H. Subhan menyampaikan bahwa upaya pendataan terkait anak tidak sekolah (ATS) telah dilakukan, namun hasilnya menunjukkan tidak adanya ATS di sekitar sekolah. Hal ini diungkapkan setelah H. Subhan baru saja tiba dari menjalani ibadah umroh.(Muh Ahmad).